09. motivasi menghilang

Jadi ceritanya, bulan-bulan terakhir dari semester keempat itu seakan bolak-balik main paragliding ke titik terendah dalam sejarah motivasi hidup bersekolah. Kalau diringkas, semua-semuanya biasanya bersumber dari akar segala dosa kesusahan mahasiswa, yakni uang statistik.

Lebih spesifik lagi, gara-gara analisis statistik rasanya hidup jadi lebih kreatif dalam berimajinasi. Seumur-umur, baru kali ini saya punya imajinasi terliar, contohnya:

  1. ‘….andaikan di seberang gerbang kampus/di seberang stasiun subway, ada mas-mas yang buka jasa pengolahan data spss’
  2. ‘….andaikan gue punya pacar anak statistik’

Beberapa bulan ini, karena statistik dan paper yang tak kunjung selesai, alhasil berbuntut dengan banyaknya ambisi pribadi yang terbengkalai. Portfolio pribadi yang tidak tergarap, blog yang tidak terurus, jadwal olahraga yang tak pernah ditepati. Meskipun demikian, acara jalan-jalan dan main tetep jalan terus! 😀 Ini paper juga sebaiknya segera selesai biar bisa main~

Mungkin salah satu alasan mengapa paper ini nggak bisa kunjung selesai adalah….. karena dikerjakan sendirian. Ga ada aura kompetisi, ga ada orang yang dijadikan patokan untuk membandingkan progress. Lawan kita adalah diri kita sendiri. ‘You are your own worst enemy.’ Baru nyadar, betapa tergantungnya diri ini dengan kompetisi. Fiuh~

Postingan selanjutnya saya berjanji dengan segenap hati, saya akan merangkum saat-saat terbaik selama dua tahun di korea! (terinspirasi dari blogpostnya si kaka penambang berlian Sentot)

09. motivasi menghilang

08. design: the paradise and the horror

i’ve never been a big fan of designing. actually, i hated designing. that’s why i chose research for my final year project, instead of design. i had always been good at mathematics, equations, and so on. but i was stuck in this valley of desperation called design.

this story was continued until i got a job. my first job, luckily didn’t require me to do much design work. all i did was transforming my bosses’ idea and their design into real drawing. but that doesn’t mean i did not have any chance to design. i had that chance! that kind of opportunity was considered as a gem, cause it was so rare for me, junior apprentice, to design something. yet, i failed to impress anybody. my design was epic fail then. LOL.

but i realized i did not have what it takes to be able to design landscape. i lacked of landscape knowledge. whether it was planting names or landscape construction principle, i had no idea about landscape at all. i did not know who is the best landscape architecture firm in the world, i did not know famous landscape architects at all. maybe i was just not into design.

i thought in grad school we were gonna talking about research, paper, seminar, conference, etc etc. yet i was fooled. i have to meet my biggest fear: design.

i am sitting here, in my lab desk, with bunch of tracing paper in front of me, headphone sticking in my ear, and enjoying my time to design. but why? how come i can enjoy designing?

if you are in the position that:

  1. your design is not that good, but it’s enough to make you stay in the class. with effort, you can do better in the class.
  2. the theory classes are almost incomprehensible for your brain to be processed.

i’ll take the option one, please. without any chili and please don’t make it spicy for me.

08. design: the paradise and the horror

07. Summer time!

Spring semester sudah selesai, dan sekarang saatnya liburan musim panas! HORE! ehm. Gak sepenuhnya liburan sih, karena gw ikutan kelas musim panas bahasa korea dan bulan depan akan ikut urban design summer school di jurusan tetangga. Setidaknya satu faktor yang bisa dianggap liburan kali ini adalah bisa bangun siang dan nyaris tiap weekend ada acara mainnya. Acara mainnya ke mana aja? Nih beberapa bakal diceritain.

rare scenery: rural part of Korea

Continue reading “07. Summer time!”

07. Summer time!

06. How’s life going on here

How’s life? I have been 3 months in Seoul, and frankly, I still find that it feels surreal. Sometimes I didn’t realize that I live in the land of drama and idols. Maybe it’s just because most of my social life (well, let’s assume 55% of my social life is happening in my cellphone–whatsapp, kakaotalk, line, instagram, you named it) and I am using bahasa Indonesia there! Okay, I have been using Korean and English in class and lab, but the percentage is about 35:65. If I compare my used language here are Indonesian : Korean : English = 45 : 25 : 30. I also think my English is getting poor here. NO! Okay, so, in conclusion: #1 factor why I feel like I am not living in Korea is because of the language used in my daily life.

Continue reading “06. How’s life going on here”

06. How’s life going on here

05. Culture shock yang gue rasakan selama di Seoul

  1. Semua orang di sini melakukan segala sesuatu dengan cepat banget. Jalan cepet-cepet. Makan cepet-cepet. Sampe sebah perut gue dari makan langsung jalan cepet-cepet.
  2. Nyaris semua orang modis dan fashionable.
  3. Cewek-cewek di udara minus 4 derajat pun bertahan pake stocking ato legging. Gue ga habis pikir. Emang gak dingin apa ya??
  4. Cowok-cowok di sini pake lip balm. Well, gue maklum sih, disini emang udaranya super duper kering banget.
  5. Orang-orang di sini gak peduli sama K-Pop. Mereka ga tau EXO, BAP, MBLAQ. Mungkin mereka cuma tahu SNSD, Super Junior dan Big Bang. Sisanya? Meh.
  6. Kalo kamu ga pede dengan kemampuan berbahasa korea, jangan bilang kalo kamu bisa sedikit-sedikit bahasa Korea. Mereka akan lanjut nyerocos pake bahasa Korea.
  7. Setiap anak muda yang gue liat berseliweran di jalan pasti mukanya lagi nunduk. untuk liat hape. they’re literally living for kakaotalk.
  8. Muka semua orang di subway itu super duper dingin. Mereka pasti liat hape, sambil pasang headset, dengan tampang mereka yang dingin itu sepanjang perjalanan di subway.
  9. Couples everywhere. Mereka gandengan tangan dimana-mana. Tapi gak ada PDA yang kayak di barat sih.
  10. Orang-orang di sini suka banget berolahraga. Weekend pun mereka sering naik gunung.
  11. Setidak-tidaknya, setiap 5 menit sekali, kamu akan bertemu dengan cowok/cewek yang ganteng/cantik. Frekuensinya bisa makin sering jika kamu berada di daerah yang ramai (e.g. subway station, mall, daerah kampus).
  12. Setiap makanan apapun yang kamu pesan, kamu pasti dapet kimchi dan kuah/sup. Gratis.
05. Culture shock yang gue rasakan selama di Seoul

04. Hal-hal random yang terjadi hari ini!

Hari ini banyak hal-hal bahagia (sekaligus berkat) dan juga hal-hal random yang terjadi! Gue gak bakal lega kalo ga ditulis di blog, hehehe.

Sebagai pembuka mungkin gue perlu ceritain latar belakang status sosial ekonomi gue. Mengapa gue ada di Korea? Sebenernya, gue di Seoul kuliah di jurusan tukang bikin taman. Celakanya lagi, gue kuliah di kampus yang bahasa pengantarnya bahasa korea, dan gue sejujurnya ga paham sama sekali, kecuali saranghaeyo kyuhyun-oppa/jongdae-ya, kisseu juseyo, bogoshipoyo. Yak, emang gue kuliah di sini sebenernya mission impossible sih, tapi yah namanya kuliah dibayarin, makanya gue embat aja.

Continue reading “04. Hal-hal random yang terjadi hari ini!”

04. Hal-hal random yang terjadi hari ini!

02. Confusing bus routes – from Incheon to Yeouido

2 weeks before I finally reach Seoul, but the unconfirmed dorm status implied to sudden change, ie: accomodation before the dorm check-in! Well, I am still sane enough not to sleep outside during Seoul’s unusual cold spring this year, so I decide to rent daily goshiwon until dorm check-in. Luckily there’s a friend of mine who lives in Seoul, she offered me to rent cheap room next to hers.

Continue reading “02. Confusing bus routes – from Incheon to Yeouido”

02. Confusing bus routes – from Incheon to Yeouido

01. Persiapan 1 – Belanja ke Pasar Senen!

Dasar cewek, persiapan pertama yang langsung terbayang adalah beli baju! Yang terbayang harus dibeli adalah jaket untuk musim semi! Maklum, sebagai anak yang besar di iklim tropis, saya gak pernah punya namanya baju hangat yang layak. Seinget saya, harga sebuah coat di salah satu FO di Bogor kurang lebih berkisar antara 300-400ribu rupiah (hiks). Karena pertimbangan harga dan penghematan dan emang dasarnya orang pelit, saya penasaran mau nyari baju-baju tebel di Pasar Senen.

Continue reading “01. Persiapan 1 – Belanja ke Pasar Senen!”

01. Persiapan 1 – Belanja ke Pasar Senen!

00 – 1.5 bulan lagi

1.5 bulan lagi berangkat ke Seoul buat sekolah. “Kabur” dari masalah-masalah di Bogor, untuk nyari “masalah” baru di Seoul. Yah, kalo bikin skripsi aja dulu dimulai dengan ‘Latar Belakang Masalah’ dan berbab-bab yang membahas tentang masalah itu, sampe akhirnya terjawab di kesimpulan dan saran. Memang yang namanya sekolah, apalagi S2 itu kerjaannya buat nyari ‘masalah’, hehehe.

Continue reading “00 – 1.5 bulan lagi”

00 – 1.5 bulan lagi