06. How’s life going on here

How’s life? I have been 3 months in Seoul, and frankly, I still find that it feels surreal. Sometimes I didn’t realize that I live in the land of drama and idols. Maybe it’s just because most of my social life (well, let’s assume 55% of my social life is happening in my cellphone–whatsapp, kakaotalk, line, instagram, you named it) and I am using bahasa Indonesia there! Okay, I have been using Korean and English in class and lab, but the percentage is about 35:65. If I compare my used language here are Indonesian : Korean : English = 45 : 25 : 30. I also think my English is getting poor here. NO! Okay, so, in conclusion: #1 factor why I feel like I am not living in Korea is because of the language used in my daily life.

Continue reading “06. How’s life going on here”

06. How’s life going on here

05. Culture shock yang gue rasakan selama di Seoul

  1. Semua orang di sini melakukan segala sesuatu dengan cepat banget. Jalan cepet-cepet. Makan cepet-cepet. Sampe sebah perut gue dari makan langsung jalan cepet-cepet.
  2. Nyaris semua orang modis dan fashionable.
  3. Cewek-cewek di udara minus 4 derajat pun bertahan pake stocking ato legging. Gue ga habis pikir. Emang gak dingin apa ya??
  4. Cowok-cowok di sini pake lip balm. Well, gue maklum sih, disini emang udaranya super duper kering banget.
  5. Orang-orang di sini gak peduli sama K-Pop. Mereka ga tau EXO, BAP, MBLAQ. Mungkin mereka cuma tahu SNSD, Super Junior dan Big Bang. Sisanya? Meh.
  6. Kalo kamu ga pede dengan kemampuan berbahasa korea, jangan bilang kalo kamu bisa sedikit-sedikit bahasa Korea. Mereka akan lanjut nyerocos pake bahasa Korea.
  7. Setiap anak muda yang gue liat berseliweran di jalan pasti mukanya lagi nunduk. untuk liat hape. they’re literally living for kakaotalk.
  8. Muka semua orang di subway itu super duper dingin. Mereka pasti liat hape, sambil pasang headset, dengan tampang mereka yang dingin itu sepanjang perjalanan di subway.
  9. Couples everywhere. Mereka gandengan tangan dimana-mana. Tapi gak ada PDA yang kayak di barat sih.
  10. Orang-orang di sini suka banget berolahraga. Weekend pun mereka sering naik gunung.
  11. Setidak-tidaknya, setiap 5 menit sekali, kamu akan bertemu dengan cowok/cewek yang ganteng/cantik. Frekuensinya bisa makin sering jika kamu berada di daerah yang ramai (e.g. subway station, mall, daerah kampus).
  12. Setiap makanan apapun yang kamu pesan, kamu pasti dapet kimchi dan kuah/sup. Gratis.
05. Culture shock yang gue rasakan selama di Seoul

04. Hal-hal random yang terjadi hari ini!

Hari ini banyak hal-hal bahagia (sekaligus berkat) dan juga hal-hal random yang terjadi! Gue gak bakal lega kalo ga ditulis di blog, hehehe.

Sebagai pembuka mungkin gue perlu ceritain latar belakang status sosial ekonomi gue. Mengapa gue ada di Korea? Sebenernya, gue di Seoul kuliah di jurusan tukang bikin taman. Celakanya lagi, gue kuliah di kampus yang bahasa pengantarnya bahasa korea, dan gue sejujurnya ga paham sama sekali, kecuali saranghaeyo kyuhyun-oppa/jongdae-ya, kisseu juseyo, bogoshipoyo. Yak, emang gue kuliah di sini sebenernya mission impossible sih, tapi yah namanya kuliah dibayarin, makanya gue embat aja.

Continue reading “04. Hal-hal random yang terjadi hari ini!”

04. Hal-hal random yang terjadi hari ini!

02. Confusing bus routes – from Incheon to Yeouido

2 weeks before I finally reach Seoul, but the unconfirmed dorm status implied to sudden change, ie: accomodation before the dorm check-in! Well, I am still sane enough not to sleep outside during Seoul’s unusual cold spring this year, so I decide to rent daily goshiwon until dorm check-in. Luckily there’s a friend of mine who lives in Seoul, she offered me to rent cheap room next to hers.

Continue reading “02. Confusing bus routes – from Incheon to Yeouido”

02. Confusing bus routes – from Incheon to Yeouido

01. Persiapan 1 – Belanja ke Pasar Senen!

Dasar cewek, persiapan pertama yang langsung terbayang adalah beli baju! Yang terbayang harus dibeli adalah jaket untuk musim semi! Maklum, sebagai anak yang besar di iklim tropis, saya gak pernah punya namanya baju hangat yang layak. Seinget saya, harga sebuah coat di salah satu FO di Bogor kurang lebih berkisar antara 300-400ribu rupiah (hiks). Karena pertimbangan harga dan penghematan dan emang dasarnya orang pelit, saya penasaran mau nyari baju-baju tebel di Pasar Senen.

Continue reading “01. Persiapan 1 – Belanja ke Pasar Senen!”

01. Persiapan 1 – Belanja ke Pasar Senen!